REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki tidak akan meminta maaf atas penembakan pesawat tempur Rusia.
"Perlindungan wilayah udara kami, perbatasan kami bukan hanya hak tapi kewajiban bagi pemerintah dan tidak ada perdana menteri atau presiden Turki akan meminta maaf karena melakukan kewajiban," kata Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu dalam konferensi pers bersama dengan kepala NATO Jens Stoltenberg, Senin (30/11).
(Baca: Sekjen PBB: Konflik Rusia-Turki tak Bermanfaat)
Dia berharap mengatakan Rusia mempertimbangkan kembali penjatuhan sanksi terhadap Turki.
"Jika Rusia ingin berbicara, kami siap. Jika mereka mau informasi lebih banyak, kami siap. Jika mereka mau menormalisasi hubungan, kami juga siap," katanya, dikutip Middle East Online.
(Baca: Kremlin Tegaskan Putin tak Bertemu dengan Erdogan di Paris)
Pernyataan Davutoglu tersebut disampaikan usai Kremlin menolak undangan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di sela KTT perubahan iklim di Paris, Prancis.
Baca juga:
Kunjungi Masjid, Paus Fransiskus: Muslim dan Kristen Bersaudara
Umat Islam di Sydney Lebih Sering Alami Diskriminasi