Selasa 01 Dec 2015 13:17 WIB

Kebun Bunga Amaryllis di Gunungkidul akan Dilengkapi Tempat Selfie

Rep: C97/ Red: Nur Aini
Pengunjung berfoto yang dinilai merusak kebun bunga Amaryllis di Gunungkidul
Foto: chirpstory.com
Pengunjung berfoto yang dinilai merusak kebun bunga Amaryllis di Gunungkidul

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Kerusakan kebun bunga Amaryllis milik Sukadi di Patuk, Gunungkidul, membuat para ahli dari UGM berinisiatif untuk menyusun lanskap kebun tersebut. Kebun itu akan dilengkapi tempat swafoto (selfie) dan fasilitas wisata lainnya, seperti akses jalan untuk masuk ke area bunga.

Ahli Holtikultra dan Desain Taman dari Fakultas Pertanian UGM, Siti Nurul Rofiqo Irwan mengatakan taman bunga milik pribadi ini memang sejak awal tidak disiapkan sebagai objek wisata. Meski dikelola dalam skala rumah tangga, namun taman bunga yang dikelola sejak 2006 tersebut harus dilengkapi jalur pedestrian serta fasilitas pendukung lainnya sebagai tempat wisata.

Bahkan menurutnya Pemerintah perlu mendukung keberadaan kebun Amarylis sebagai lokasi wisata. Hal tersebut dilakukan untuk menangkap peluang banyaknya minat anak muda dan pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan bunga tersebut saat mekar.

"Sakura di Jepang hanya mekar satu minggu. Kita bisa menjadikan Amaryllis sebagai daya tarik di Gunungkidul. Bisa juga bunga lainnya yang bisa tumbuh di daerah lain," tutur Selasa (1/12).

Tidak sekedar didesain sebagai lokasi agrowisata, menurut Siti, nantinya taman bunga milik Sukadi ini bisa didesain sebagai arena edukasi bagi pengunjung. Hal itu misalnya dengan mengadakan aktivitas belajar menanam bunga dan menjual bibit.

 

Sehari sebelumnya, beberapa dosen yang tergabung dalam UGM Guyub Rukun sempat mengunjungi taman bunga Amarylis. Selain membuat lanskap, para dosen memberikan bantuan dana untuk pembuatan jalan setapak bagi jalur para pengunjung.

"Kita buat desain landskap, nanti ada jalan kecil, pake batu, konblok atau semen, musim bunga tahun depan, pengunjung bisa berjalan-jalan tanpa menginjak puspa itu," kata Ketua UGM Guyub Rukun, Heru Marwoto.

Menurutnya, taman bunga Amaryllis di Gunungkidul ini bisa didesain layaknya objek wisata bunga tulip di Belanda serta beberapa taman bunga  di negara Eropa lainnya yang bisa dinikmati tanpa mengalami kerusakan saat dikunjungi.

Guna membantu pengerjaan lanskap Kebun Amarylis, kata Heru, UGM menggandeng beberapa ahli dari Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian untuk memperhitungkan aspek estetika serta agronominya.

Sang pemilik kebun, Sukadi mengapresiasi bantuan yang diberikan para dosen UGM yang  peduli pada taman bunga miliknya. Ia berjanji akan memanfaatkan bantuan tersebut agar taman bunga yang ia kelola bisa dinikmati dengan nyaman di masa mendatang.

Sukadi bercerita, ia sebenarnya tidak menyangka jika bunga Amaryllis yang ditanam sejak 2006 itu menarik minat banyak orang datang berkunjung setelah dipublikasikan di media sosial. "Saya juga tidak mengira bisa jadi heboh seperti ini, saya tahunya hanya menanam," katanya.

Bunga yang dikenal sebagai Lili Hujan itu ditanam di area kurang dari satu hektare. Menurut Sukadi, bibitnya diambil dari para petani yang biasanya membuang tanaman tersebut, lantaran dianggap sebagai tanaman pengganggu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement