REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rabobank Indonesia bersiap menjadi salah satu bank pangan dan agribisnis terdepan di Indonesia. Itu dengan strategi fokus kepada sektor pangan dan agribisnis (food and agri) dalam pertumbuhan bisnisnya.
Director of Business Banking Rabobank Indonesia, Jopie Jusuf menjelaskan, peran Rabobank dalam menjalankan bisnisnya terbagi dalam tiga cara. Bank akan membantu memberikan akses keuangan untuk nasabah.
"Di sisi paling bawah petani kecil belum bankable. Kami punya Rabo Foundation yang bermitra dengan koprasi petani atau peternak," jelas Jopie di Jakarta.
Cara kedua, Rabobank akan menyediakan akses pengetahuan. Pihaknya akan membantu nasabah untuk mengetahui peluang yang ada.
"Bagaimana forecast-nya. Contohnya, kami punya 90 periset dunia yang memantau gerak food and agri," lanjutnya.
Cara ketiga adalah akses ke jaringan. Dalam hal ini, pihaknya memanfaatkan jaringan yang dipunyai. Salah satunya dengan membuat forum seminar "Kiat dan Sukses Food dan Agribusiness 2016" sore ini di Raffles Hotel, Jakarta.
"Forum begini memfasilitasi semua nasabah bisa saling berkenalan. Kami ingin kembangkan ini," katanya.
Ia mengungkapkan, setelah lima tahun tidak berjalan signifikan, tahun ini Rabobank pun mencanangkan melakukan transformasi besar-besaran. Pada semester I ini, 55 kantor cabang Rabobank terpaksa tutup.
"Ini bagian dari komitmen melalukan transformasi. Nah sekarang kami tumbuh berkembang dan fokus menuju yang kita mau," lanjut Jopie.
Sementara, sepanjang tahun hingga September lalu, 28 persen nasabah baru merupakan sektor pangan dan agribisnis. Pihaknya yakin tahun depan jumlah itu akan lebih banyak lagi.
"Jadi nasabah baru kami mulai yang food and agri. Kami senang ini menuju visi. Padahal baru mulai januari tahun ini," tutur Jopie.
Dalam memfokuskan bisnisnya ini, untuk saat ini Rabobank lebih menyasar pada daerah di luar Jakarta. Itu seperti di Makasar yang protofolionya, menurut dia sebesar 70 persen.
"Di luar Jakarta kami lihat perkembangan lebih cepat. Pontianak 65 persen, kredit kami ke food and agri. Jakarta masih 18 persen yang food and agri," paparnya.