REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Foto satelit dari Oktober dan awal November menunjukkan Korea Utara menggali terowongan baru untuk pengujian nuklir. Namun, belum ada tanda-tanda tes tersebut akan segera dilakukan.
Sebuah laporan di laman yang mengawasi Korea Utara dan dijalankan oleh Johns Hopkins University's School of Advanced International Studies Studies di Washington mengatakan, gambar menunjukkan konstruksi signifikan sejak April di Punggye-ri, pantai timur Korut di mana tiga uji nuklir sebelumnya dilakukan.
Gambar komersial menunjukkan penggalian terowongan baru selain tiga lainnya yang dijadikan Korut untuk melakukan uji coba nuklir. "Meskipun tidak ada indikasi bahwa uji coba nuklir sudah dekat, terowongan baru menambah kemampuan Korea Utara untuk melakukan ledakan tambahan di Punggye-ri tahun-tahun mendatang jika memilih untuk melakukannya," kata laporan itu.
Pada 30 Oktober, kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan ada gerakan aktif dari pekerja dan kendaraan yang bekerja pada sebuah terowongan baru. Ini mengindikasikan niat untuk melakukan uji coba nuklir di beberapa titik.
Korut melakukan uji coba nuklir terakhirnya pada 2013 dan mendapat kecaman internasional termasuk Cina, sekutu diplomatik utamanya. Korut berada di bawah sanksi PBB yang melarang perdagangan yang dapat mendanai program senjatanya.
Awal bulan ini Amerika Serikat dan Kepala Pertahanan Korsel menyatakan keprihatinan serius atas rencana uji coba Korut. Mereka juga mendesak Korut untuk segera menghentikan semua kegiatan yang berkaitan dengan program nuklirnya.
Namun Korut telah berjanji untuk terus melakukan uji coba nuklir dan meluncurkan roket untuk menempatkan satelit ke orbit, Korsel, dan sekutu utamanya, AS.