Selasa 08 Dec 2015 23:26 WIB

PT Telkom Rancang Penguatan Sistem Komunikasi TNI AL

Rep: Andi Nurroni/ Red: Maman Sudiaman
Deretan kapal laut milik TNI AL saat lego jangkar di laut Jakarta, Rabu (8/4).
Foto: Antara/Vitalis Yogi Trisna
Deretan kapal laut milik TNI AL saat lego jangkar di laut Jakarta, Rabu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sistem komunikasi satelit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) bakal semakin kuat. Dukungan kapasitas penguatan itu dilakukan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). 

Sistem komunikasi satelit ini nantinya mampu menghubungkan seluruh KRI, Kesatuan Marinir, serta pangkalan-pangkalan TNI AL di pulau-pulau terluar. 

Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin menyampaikan, Telkom secara khusus merancang jaringan komunikasi untuk TNI AL dengan menggunakan jaringan Ku Band (frekuensi 2,5-4,2 GHz) dan C Band (10-13GHz). 

"Untuk unsur-unsur KRI kami gunakan sistem komunikasi satelit dengan jaringan backbone Ku Band, sedang untuk yang backbone C band dengan fasilitas komunikasi data dan audio PSTN (public switch telephone network) kami gunakan untuk pulau-pulau terluar," ujar Awaluddin saat menghadiri upacara Hari Armada 2015 di Koarmatim Surabaya, Selasa (8/12). 

Dengan pengembangan sistem tersebut, menurut Awalduddin, koordinasi di lingkungan TNI AL bisa berjalan lancar menggunakan berbagai fasilitas data. Mulai dari audio, video maupun yang di antaranya sudah di instalasi di KRI Usman Harun dan KRI Sultan Iskandar Muda.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi mengapresiasi sumbangsih PT Telkom bagi TNI. Menurut Ade, TNI AL sudah tidak bisa lagi hanya mengandalkan radio dalam komunikasi. 

Menurut dia, sistem yang disiapkan oleh Telkom ini menjawab kebutuhan Komando Angkatan Laut. Menurut Ade, banyak fasilitas TNI AL yang membutuhkan penguatan, mengingat sebagian merupakan peninggalan zaman perang dunia kedua. 

Dalam kegiatan tersebut, KSAL mencoba mendemonstrasikan penggunaan fasilitas konfrensi video dari dua KRI yang sedang berlayar di selat Malaka dan Laut Jawa. Selain itu KSAL juga mencoba melakukan pengambilan data radar dan kamera dari KRI tersebut. 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement