Jumat 11 Dec 2015 17:38 WIB

Industri Pelumas Nasional Topang Otomotif

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pelumas. Ilustrasi.
Foto: Wikipedia/Dvortygirl
Pelumas. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pertumbuhan industri pelumas kendaraan bermotor produksi nasional dinilai dapat memperkuat industri otomotif dan hilirisasi industri. Selain itu, industri pelumas juga dapat menambah rantai pengolahan, memperkuat struktur industri, menambah lapangan kerja, dan menciptakan nilai tambah.

"Fasilitas produksi pelumas sejalan dengan ambisi kita untuk menggenjot hilirisasi, apalagi pasar pelumas domsetik dan ekspor sangat besar seiring dengan pertumbuhan jumlah kendaraan dan industri otomotif," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Jumat (11/12).

Menurut Saleh, industri pelumas yang mumpuni diharapkan dapat mendukung produktivitas ekonomi, lalu lintas logistik, dan lalu lintas penumpang. Saat ini, produsen pelumas harus agresif dalam meningkatkan kinerja produksinya mulai dari kapasitas dan kualitas produk.

Saleh menjelaskan, industri pelumas merupakan bisnis kepercayaan dan bagian vital dari perawatan kendaraan bermotor. Oleh karena itu, kualitas produk pelumas di dalam negeri harus ditingkatkan. Untuk menjaga kualitas tersebut, Kementerian Perindustrian akan melakukann koordinasi dengan Kementerian ESDM dalam mempercepat penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) produk pelumas. Hal ini demi melindungi konsumen dari pelumas yang tidak memenuhi standar dan spesifikasi kendaraan.

"Masyarakat harus mendapatkan proteksi dari risiko menggunakan pelumas yang tidak layak, karena kendaraan tidak hanya sebagai aset pribadi namun juga alat transportasi dan produksi," kata Saleh.

Saat ini sudah terdapat lebih dari 20 pabrik pelumas di Indonesia dengan kapasitas mencapai 1,8 juta kiloliter per tahun, dan omzet sekitar Rp 7 triliun. Sementara, potensi pasar dalam negeri untuk industri pelumas mencapai 850 ribu kiloliter per tahun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement