Jumat 11 Dec 2015 19:04 WIB

Implementasi Teologis al-Rahman dan al-Rahim

Kaligrafi Bismillah
Foto: azharkomputer.com
Kaligrafi Bismillah

Oleh: Prof. Nasaruddin Umar, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Implementasi teologisnya, sebesar apa pun dosa seseorang, jika datang dengan tobat sempurna (al-taubah al-nashuhah), ia akan menjumpai Tuhan-Nya sebagai Maha Menyayang, yang tentu Mahalapang untuk memaafkan.

(Baca: Makna Teologis al-Rahman dan al-Rahim)

Sebesar apa pun dosa hamba-Nya, jika yang datang adalah diri-Nya sebagai al-Rahiim, pengampunan-Nya jauh lebih besar ketimbang dosa yang paling besar. Inilah makna ayat: La taqnathu min rahmah Allah, inna Allah yagfir al-dzunub jami'an (Jangan putus asa terhadap rahmat Allah karena Allah mengampuni semua dosa/QS al-Zumar [39]:53).

Orang-orang yang menghampiri Tuhan dengan kualitas Rahman Rahmaniyyah tidak perlu terbebani dengan dosa besar. Yang penting, ia harus bersedia kembali dengan kesadaran penuh dan bertekad untuk tidak akan pernah lagi mengulangi perbuatan dosanya.

Inilah makna pengulangan nama al-Rahman dan al-Rahim di dalam bismillah. Allah SWT memiliki 99 nama yang lebih dikenal dengan al-Asma' al-Husna' dan nama al-Rahman dan al-Rahim bukan hanya ditempatkan sebagai urutan pertama dan kedua. Kedua nama ini paling sering terulang penyebutannya di dalam Alquran, bahkan kedua kata ini memonopoli semua lafaz bismillah.

Semoga dengan pemahaman dan kesadaran mendalam kita terhadap surah al-Fatihah, khususnya lafaz bismillah, dapat menambah dekat dan lebih dekat lagi kita terhadap Sang Pemilik nama tersebut, amin ya Rabb al-'Alamin. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement