REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Juru dakwah dalam era sekarang harus paham dengan perkembangan masyarakat. Misalnya, keberagaman masyarakat yang semakin kompleks.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, mubaligh Muhammadiyah harus kaya ide, konsep, materi sekaligus kaya rohani. Sehingga berdasarkan itu, mubaligh bisa diterima oleh masyarakat. Juga menyiram dan penggerak kehidupan beragama.
"Sekedar diketahui, sebanyak 40 anggota PP Majelis Pendidikan Kader (MPK) Muhammadiyah menggelar rapat kerja membahas penguatan kapasitas sumber daya kader sebagai pelaku gerakan pasca muktamar ke-47 Muhammadiyah. Kegiatan ini digelar dua hari,24–25 Oktober 2015, di Solo," paparnya, Ahad (13/12).
(Baca: Muhammadiyah Revitalisasi Dakwah)
Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Konsolidasi Organisasi dan Kader, Ahmad Dahlan Rais menjelaskan tujuan raker tersebut salah satunya, konsolidasi pimpinan dan anggota MPK PP Muhammadiyah dalam melakukan penerjemahan program besar Muhammadiyah dalam kegiatan strategis perkaderan.
Sistem gerakan MPK, menurut Dahlan, menjadikan perkaderan utama Muhammadiyah sebagai budaya organisasi, fokus membangun kultur perkaderan harus seirama dengan struktur persyarikatan Muhammadiyah. Dan, menjadikan Muhammadiyah lebih dinamis dan mandiri.
Pemaknaan dinamis, kata adik tokoh Amien Rais, dalam peran keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal. Adapun kemandirian, upaya menguatan basis ekonomi Muhammadiyah dengan cara memobilisasi potensi ekonomi dan usaha umat. (Baca Juga: Muhammadiyah Paling Siap Hadapi Perubahan)
Selain Ahmad Dahlan Rais, sebagai narasumber dalam rapat kerja MPK PP Muhammadiyah ini, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busro Muqodas (Mantan KPK), Ketua MPK Dr. Anshori, dan sebagainya.