REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta program pemuda maritim asal Lampung, Seisar, memiliki kesan tersendiri. Saat kapal bersandar di Tanjung Uban, Kepulauan Riau, dia membaur dengan masyarakat sekitar.
Masih banyak masyarakat di sana yang belum mampu memanfaatkan laut untuk kehidupan. Ada yang hanya menggantungkan hidup dari profesi nelayan tradisional. Kapalnya kecil dan hanya menangkap ikan dalam jumlah kecil. Mereka akhirnya hidup dalam kemiskinan.
Laut sangat mungkin dimanfaatkan untuk budi daya Ikan Kerapu misalkan, rumput laut, kepiting, dan banyak lagi. Semua itu bisa menghasilkan uang dalam jumlah besar. (Baca: Pesisir yang Diabaikan)
Yang lebih mengenaskan lagi, masyarakat di sana belum mampu menjaga laut. Ada saja oknum masyarakat di sana yang membuang sampah ke laut. Menurutnya, hal ini tak bisa dibiarkan, karena akan mengancam ekosistem. Jika laut tercemar, maka sumber perekonomian setempat akan terancam.
"Ini berbahaya," paparnya.
Seisar dan teman - temannya menyempatkan diri bertemu dengan ratusan siswa SMAN 5 di sana. Mereka memberikan informasi mengenai kekayaan laut Indonesia yang dapat berkontribusi kepada negara hingga ratusan triliun rupiah.
Pemuda dan masyarakat setempat juga mereka ajak untuk berkumpul. "Mereka terkagum, namun sayang, belum bisa merealisasikannya," papar Seisar.