REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat bank badan usaha milik negara (BUMN) yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) secara resmi meluncurkan fasilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Himbara. Peluncuran dilakukan di Blok B Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (21/12).
Empat bank BUMN tersebut yakni, BRI, Bank Mandiri, BNI dan BTN. Ketua Umum Himbara yang juga Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Syam, mengatakan, untuk tahap pertama, sebanyak 50 jaringan mesin ATM milik empat bank BUMN dikonsolidasikan dengan lokasi awal tersebar di seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Selanjutnya, ditargetkan sebanyak 800 jaringan mesin ATM akan terkonsolidasi pada tahun 2016. “Adapun brand name yang kami berikan adalah Link ATM Himbara,” kata Asmawi dalam acara tersebut .
Asmawi menjelaskan, pengelolaan ATM secara bersama pada satu perusahaan switching oleh BUMN perbankan tersebut akan memberikan banyak manfaat. Antara lain, penghematan biaya operasional bagi pihak perbankan dan penghematan biaya transaksi bagi masyarakat pengguna ATM.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, sinergi bank-bank berpelat merah tersebut dapat meningkatkan efisiensi, terutama dari sisi investasi dan operasional. Sehingga nantinya dapat membantu bank-bank BUMN dalam mengembangkan bisnis dan meningkatkan transaksi.
“Hal ini tentu dapat membantu perbankan milik Negara dalam meningkatkan kontribusi dan nilai tambah bagi masyarakat secara keseluruhan,” ucap Budi Gunadi Sadikin.
Sedangkan Direktur Utama BTN, Maryono, menyatakan, implementasi ATM Himbara tersebut sekaligus menunjukkan semangat kerakyatan yang diusung pemerintahan Jokowi-JK dalam system perbankan Indonesia. “Ini bagus, karena ujungnya untuk rakyat dan kami mendukung,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni, mengaku optimistis adanya dampak positif dari penggabungan ATM bank-bank BUMN bagi bisnis bank. Dengan adanya penurunan tarif transaksi melalui ATM Himbara, frekuensi penggunakan ATM Himbara oleh masyarakat diperkirakan akan semakin meningkat. Sehingga pendapatan berbasis biaya (fee based income) bank akan naik.
“Apalagi, di sisi bank, akan terjadi penghematan biaya operasional,” katanya.