Peristiwa terakhir yang mengindikasikan Islamofobia terdeteksi dari tagar #illridewithyou pertengahan Desember 2015. Puluhan ribu pesan muncul di media sosial untuk mendukung warga Muslim di Australia, setelah penyanderaan di Sydney dikhawatirkan memicu Islamofobia.
Tagar yang berawal dari pengguna Facebook Rachael Jacobs yang menceritakan seorang perempuan Muslim yang duduk di sampingnya sembari melepaskan jilbabnya karena diduga takut menjadi sasaran kemarahan warga Australia. Tapi Rachael bergegas memintanya untuk memakai pakaian itu kembali dan menenangkannya.
Berkat tagar tersebut, para netizen menyampaikan keinginan mendampingi warga Muslim yang tengah bepergian melalui transportasi umum.
Dari berbagai peristiwa pemicu Islamofobia sepanjang tahun 2015, ternyata ada benang merah yang terlihat antara aksi diskriminasi dengan cara penangkalnya.
Coba saja cermati pola-pola Islamofobia paska 9/11 yang sarat bumbu politis tidak membentuk opini publik yang dua arah aau seimbang sehingga efek sihir Islamofobia sangat mempengaruhi ketegangan hubungan Muslim dan non-Muslim di negara Barat dalam satu dekade.
Seiring perkembangan media sosial dan kecepatan informasi, partisipasi publik dalam menyuarakan pendapatnya secara bebas dan masif. Sehingga ada jejaring peredam isu negatif di dunia maya. Maka, kelak mungkin saja sihir Islamofobia pelan-pelan lenyap dengan banyaknya aksi-aksi simpatik kelompok Muslim yang disebarluaskan via tagar Twitter.