REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Angkatan laut Libya menyelamatkan lebih dari 108 pengungsi dari kapal yang memiliki masalah mesin. Migran tersebut sedang dalam perjalanan dari pantai Libya ke Italia.
Libya menjadi rute utama bagi para pedagang yang mengambil keuntungan dari kekacauan untuk mengangkut orang dari pantai Afrika Utara ke Eropa. Ini memicu krisis migrasi terburuk di benua itu sejak Perang Dunia II.
"Pasukan Angkatan Laut menyelamatkan 108 imigran gelap dari tengah laut," kata juru bicara AL, Ayoub Qassem.
Ia mengatakan, para migran tersebut berasal dari negara-negara Afrika yang berbeda. Dua migran meninggal dan dua lainnya yang diselamatkan berada dalam kondisi serius.
"Kami mencoba untuk pergi ke Italia kemarin. Kami mengalami gangguan mesin," kata salah satu pria yang diselamatkan, Idriss.
Penyelundup memanfaatkan keamanan yang vakum untuk membawa warga Suriah ke Libya melalui Mesir atau pendatang dari negara-negara sub-Sahara melalui Niger, Sudan, dan Chad. (Hongaria Diminta ak Lebay Hadapi Pengungsi Seperti Musuh).
Para migran membayar ribuan dolar untuk melakukan perjalanan darat dan laut. Kelompok hak asasi mengatakan, penyelundup sering memukuli dan menyiksa mereka untuk memeras uang yang lebih banyak.
Penyelundupan migran dan pertumbuhan militansi ISIS dalam konflik Libya adalah dua alasan utama kekuatan Eropa dan Barat mempromosikan kesepakatan perdamaian PBB antara faksi-faksi utama perang Libya.