REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Ambulans dan bus telah masuk kota Zabadani, Suriah pada Senin (29/12) untuk mengangkut puluhan pemberontak ke Turki. Kota tersebut dikuasai pemberontak dan sedang dalam operasi pengosongan di bawah kesepakatan yang ditengahi PBB.
Berdasarkan kesepakatan, para pemberontak dijanjikan perjalanan yang aman ke Turki melalui bandara Beirut. Mereka telah bersembunyi selama berbulan-bulan di kota Suriah dekat perbatasan dengan Lebanon tersebut.
Pada saat yang sama, sekitar 300 keluarga di dua kota Syiah, provinsi Idlib sedang menuju perbatasan Turki untuk diterbangkan ke Beirut. Menurut seorang saksi, pekerja sukarela dan militan pemberontak membantu mereka menuju ambulans di Zabadani.
Sejumlah kota hancur karena serangan yang diluncurkan pada Juli melawan pemberontak. Serangan dilakukan oleh tentara Suriah dan sekutu dari kelompok militan Syiah Lebanon, Hizbullah.
Iran dan Turki membantu mengatur gencatan senjata lokal di Zabadani dan dua desa di Idlib pada September dalam tahap pertama. Kesepakatan ini diawasi oleh Komite Internasional Palang Merah.
Menurut sumber pemberontak yang dekat dengan negosiasi, para pemberontak Muslim Sunni yang pergi ke Turki akan kembali ke daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah melalui perbatasan Turki. Atau mereka diizinkan untuk tetap berada di kota tujuan untuk perawatan.
Ia juga mengatakan Syiah Suriah yang bersembunyi di wilayah Sunni akan bisa pergi ke Lebanon dimana Hizbullah akan mampu mengawasi mereka. Menteri Rekonsiliasi Nasional Suriah, Ali Haider mengatakan pada stasiun TV Manar Hizbullah pada Senin bahwa mereka diharapkan kembali ke bagian lain Suriah.
Baca juga:
Jadi Penumpang ke-100 Juta, Pria Ini Kebanjiran Hadiah
Israel Ancam Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Brasil, Mengapa?
Budak Seks Korea, Jepang Tawarkan Uang dan Permintaan Maaf