REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, agenda yang cukup menonjol untuk diwujudkan adalah membangun kebudayaan yang inklusif. Artinya membangun kebudayaan yang melibatkan semua pihak.
"Dulu fokus membangun kebudayaan hanya dilakukan di kota-kota. Sekarang membangun kebudayaan harus mulai dilakukan di desa-desa," katanya belum lama ini.
Namun dalam bulan pertama sebagai dirjen kebudayaan, terang Hilmar, ia harus banyak mempelajari bagaimana sistem bekerja tanpa tinggalkan agenda mendesak. Ia juga ingin membuat satu set bacaan bagi anak-anak Indonesia.
"Pelajaran sastra di sekolah sangat kurang. Perlu ada Pusaka Indonesia yang berisi hasil karya-karya penting yang mewarnai kehidupan bangsa, ini baru gagasan masih harus dikordinasikan," ujar Hilmar.