Senin 04 Jan 2016 22:34 WIB

Konsep Tri Sakti Dinilai Harus Jadi Tujuan Pembangunan

Juru bicara PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari (kiri).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Juru bicara PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Pakar pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Wuryadi berpendapat, konsep Tri Sakti dari Soekarno, harus menjadi tujuan pembangunan semesta dan modal pokok bagi pengembangan nilai-nilai pembangunan lainnya.

"Oleh karena itu, konsep Tri Sakti --berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, berkepribadian secara sosial budaya-- yang saat ini menjadi bagian program pemerintahan Jokowi-JK harus diwujudkan segera," katanya di Yogyakarta, Senin (4/1).

Pada roundtable discussion bertajuk 'Mewujudkan Tri Sakti Dengan Pembangunan Semesta Berencana untuk Indonesia Raya', Wuryadi mengatakan hal itu dibutuhkan karena liberalisme semakin menonjol dalam kehidupan Bangsa Indonesia. "Liberalisme membuat negara ini semakin terjajah dan tidak memiliki kemandirian," kata Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu.

Menurut dia, separatisme juga kian mencuat yang membuat Bangsa Indonesia menghadapi tantangan semakin berat dalam mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika di negara yang plural ini. Selain itu tekanan global juga membuat ekonomi semakin terpuruk.

"Mewujudkan Tri Sakti dalam kehidupan berbangsa menjadi sangat penting yang realisasinya melalui pembangunan semesta berencana dan tidak sekadar menjadi kredo dalam pergaulan berbangsa di berbagai segi kehidupan, politik, ekonomi, dan kebudayaan," katanya.

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari mengatakan PDIP sebagai parpol transformatif, partai pelopor, dan partai perubahan bertekad memerangi liberalisasi bahkan neo-kolonialisme dan imperialisme (nekolim). Selain itu juga bertekad kembali kepada ide Pembangunan Semesta Berencana sebagaimana ide founding fathers negeri ini.

"Hal itu menjadi salah satu agenda yang akan kami bicarakan dalam Rakernas PDIP di Jakarta pada 10-12 Januari 2016," kata Eva yang juga steering committee Rakernas PDIP 2016.

Wakil Ketua DPD PDIP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Eko Suwanto mengatakan cita-cita Pancasila, konstitusi, dan Tri Sakti penting kembali disuarakan untuk memberikan landasan atau pedoman pembangunan bagi terwujudnya kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. "Dengan Pembangunan Nasional Semesta Berencana, kami percaya kebijakan pemerintah akan mampu mengatasi berbagai permasalahan bangsa khususnya dalam upaya memakmurkan rakyat," kata Eko yang juga Ketua Komisi A DPRD DIY.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement