Selasa 05 Jan 2016 15:01 WIB

Duh, Surabaya Kehabisan Stok BBM

Rep: Andrian Saputra/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Jokowi berencana menurunkan harga BBM pada Senin (5/10).
Foto: Antara
Presiden Jokowi berencana menurunkan harga BBM pada Senin (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lonjakan pembeli terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Surabaya. Hal ini terjadi menyusul penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berlaku Selasa (5/12). Bahkan akibat meningkatnya pembeli, stok bensin jenis premiun di beberapa SPBU habis.

Misalnya saja di SPBU Jalan Ahmad Yani. Dari pantauan Republika.co.id antrian terjadi terutama di jalur pengisian BBM untuk sepeda motor. Sutrisno (42) seorang pembeli mengaku harus datang sampai dua kali ke SPBU karena sempat kehabisan stok premium.

"Pagi lebih panjang lagi antriannya, premiumnya habis kalau yang buru-buru akhirnya pindah ke Pertamax," ujarnya.

Bukan saja di Jalan Ahmad Yani. Dari data yang berhasil dihimpun beberapa SPBU lainnya seperti Karangipang, Bambe, Sedati Sidoarjo, Kawasan Cangar, Semolowaru, Kapaskrampung, Joyoboyo, hingga Veteran Gersik juga sempat kehabisan stok BBM.

Kepala Bagian Pemasaran Pertamina Wilayah V Heppy Wulansari membenarkan terjadinya kehabisan stok BBM di beberapa SPBU. Menurutnya hal ini terjadi karena lonjakan pembeli yang naik 16 persen dibanding hari-hari biasanya. Sementara sehari sebelum kenaikan, pembelian BBM di Surbaya mengalami penurunan.

"Di wilayah lain kan aman, tapi terjadi lonjakan konsumsi yang signifikan di Surabaya, sampai ada yang kehabisan. Pembeli kan sifatnya menunggu, sehingga setelah harganya turun mereka baru membeli," katanya kepada Republika.co.id

Kendati demikian Pertamina Region V telah melakukan penambahan pasokan BBM bagi SPBU yang kehabisan stok. Kata Heppy selain sebagai cadangan, penambahan dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pembeli lagi. Dirinya memperkirakan lonjakan pembeli akan terjadi hingga esok.

Saat ini harga BBM di Jawa Timur untuk jenis Premium Rp 7.050/liter sedang Solar Rp 5650/liter. Sementara untuk harga Pertamax turun Rp 150 atau dari Rp 8.750/liter menjadi Rp 8.600/liter.

Pertamax plus turun Rp 200 menjadi Rp 9.500/liter, Peramina Dex turun Rp 250 menjadi Rp 9.700/liter. Solar non subsidi turun Rp 250 jadi Rp 8.150/liter. Sementara harga Pertalite serempak di Jawa, Madura dan Bali Rp 7.900/liter.

Selain BBM penurunan harga juga terjadi pada LPG tabung 12 Kg. Untuk di Pertamina Wilayah V penurunan harga berkisar antara Rp 5.800 - Rp 5.900/tabung.

Heppy melanjutkan, harga jual LPG 12 Kg di agen pertamina wilayah Jatim dikisaran Rp 127.400 - Rp 131.200 per tabungnya. Di mana sebelumnya berada di harga Rp 133.300 - 137.100/ tabung. Berbeda lagi di Bali, harga LPG 12 Kg di agen Rp 127.500/ tabung dari harga sebelumnya Rp 133.400/tabung.

Sementara di NTB Rp 143.100/tabung dari sebelumnya Rp 148.900/tabung. Menurutnya untuk harga jual LPG 12 kg di konsumen akan bervareasi karena menyesuaikan dengan jarak suplay point.

Kendati demikian untuk mengantisipasi perbedaan harga jual LPG 12 Kg Pertamina tengah menetapkan harga eceran di SPBU  yang menjadi outlet LPG di wilayah V. Hal ini dimaksudkan agar SPBU bisa berperan menjadi barumeter harha LPG 12 Kg bagi konsumen. Selain SPBU outlet modern seperti minimarket juga dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai barometer harga.

Selain LPG 12 Kg penurunan harga juga terjadi untuk produk LPG Bright Gas yang mengalami penurunan harga dikisaran Rp 4.800-4.900/tabung. Dengan penurunan tersbeut maka harga Bright Gas di Agen Wilayah Jatim Rp 131.400 - Rp 132.200/ tabung. Sementara di Agen Bali Rp 131.500/tabung sedang di NTB Rp 147.100/tabung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement