REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH Muhammad Zainul Majdi meminta pemerintah Kota Mataram segera menyelesaikan permasalahan sampah yang sejak Jumat kemarin menumpuk.
Kondisi tersebut menyebabkan sejumlah titik jalan dipenuhi sampah dan mengakibatkan pemandangan dan bau yang tidak sedap.
"Kita merasakan di Mataram seperti ini, pemerintah Kota Mataram dan Lombok Barat harus bicara secara tuntas terkait itu. Atau membuat skema penyelesaian mengenai sampah," ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Selasa (5/1).
Menurutnya, apabila pemerintah Lombok Barat meminta kompensasi terkait sampah dari Kota Mataram yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok di Lombok Barat. Maka hal itu harus segera dibicarakan.
Dirinya meminta agar Penjabat Walikota Mataram, Putu Selly Andayani untuk tidak angkat tangan dalam menangani masalah sampah yang sudah menumpuk. Terkait keinginan pemerintah Kota untuk meminta bantuan ke pemerintah provinsi menangani sampah. Ia mengaku belum mendapatkan permintaan resmi untuk menyelesaikan.
"Tidak boleh angkat tangan, sampai saat ini belum ada permintaan resmi dari Pemerntah Kota Mataram untuk menyelesaikan sampah. Malu, urusan kita kaya gini gak selesai," ungkapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kebersihan Kota Mataram, I Gede Berata mengungkapkan sejak Jumat (1/1) kemarin, sebanyak 250 ton sampah di Kota Mataram tidak bisa terangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Lombok Barat.
Sebabnya, warga setempat di tiga desa yaitu Banyumulek, Leleda dan Suka Makmur yang terlewati mobil pengangkut sampah menutup akses jalan mobil masuk ke TPA sejak Jumat (1/1) hingga saat ini. Mereka, menuntut perbaikan jalan kepada pemerintah daerah yang hingga kini tak kunjung terealisasi.
"Sampah tidak bisa terangkut karena ada penutupan jalan menuju TPA Kebon Kongok oleh warga setempat. Mobil tidak diizinkan masuk karena jalan disana sementara ditutup. Akhirnya mobil pengangkut sampah kembali ke kantor," ujarnya, Senin (4/1).
Ia menuturkan, penutupan akses jalan menuju TPA Kebon Kongok mengakibatkan sekitar 250 ton sampah tidak bisa terangkut. "Kurang lebih sekitar 65 persennya tidak bisa kita angkut," ungkapnya.
Menurutnya, informasi penutupan jalan oleh warga setempat sudah mulai dilakukan sejak Kamis (31/12). Hingga akhirnya pada Jumat (1/1) kemarin akses jalan ditutup penuh. Warga sekitar menuntutagar pemerintah memperbaiki jalan menuju TPA Kebon Kongok.