REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Beberapa mahasiswa di Kota Malang merasa gembok cinta hasil inovasi Dinas Pertamanan Kota Malang tidak memiliki manfaat. Salah satu mahasiswa Universitas Negeri di Kota Malang Aufhar Arya Ramdhan mengatakan, mahasiswa luar kota yang datang ke Kota Malang bertujuan untuk belajar.
"Menurutku sih lebay, orang datang ke sini tuh buat belajar, bukan ngunci-ngunci," kata mahasiswa asal Kalimatan ini, Rabu (6/1).
Menurutnya, gembok cinta itu hanya mengikuti trend dunia. Di banyak kota di dunia memang memiliki tempat serupa seperti di Paris, Seoul, dan beberapa kota lainnya. Mahasiswa ekonomi ini mengatakan, tempat wisata tidak harus memaksakan untuk mengikuti trend.
Senada dengan Aufhar, mahasiswa lainnya Dolfhi mengatakan, gembok cinta hanya plagiat dari kota-kota lain di dunia. Menurutnya, pemerintah kota harus lebih kreatif lagi membuat inovasi, bukan menjiplak yang sudah ada. Dengan begitu orang akan tertarik datang ke Kota Malang.
"Itu kan kayak di Korea ya, di mana-mana juga ada, di Cina juga ada," katanya.
Gembok cinta dipasang di Taman Jalan Veteran, Kota Malang pada Rabu (30/12). Kini lokasi itu menjadi tempat favorit para pengunjung yang ingin berswafoto.
Bangunan ini berupa sebuah pagar berwarna putih dengan logo cinta di tengahnya. Logo ini menjadi tempat buat memasang gembok. Kotak itu dikelilingi tulisan 'Ngalam I'm in Love' berwarna merah muda.