REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan, setidaknya ada 178 warga Palestina terbunuh dan 16.200 orang lainnya terluka oleh pasukan Israel pada 2015 lalu. Dari sejumlah itu, 143 orang diantaranya tewas selama bentrok dan blokade di Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.
Sementara, dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (6/1), PBB melalui Koordinator Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengungkapkan, sebanyak 539 rumah warga Palestina telah dihancurkan pemerintah Israel, dan 742 warga Palestina terpaksa harus meninggalkan rumah mereka selama 2015. Semua itu untuk pembangunan pemukiman Yahudi.
Ini sejalan dengan laporan dari Biro Pusat Statistik Palestina yang mengungkapkan 85 persen tanah Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur telah berada di bawah kontrol Israel. Sementara itu, Organisasi Komunitas Tawanan Palestina memaparkan 6.830 warga Palestina telah ditahan Israel.
Salah satu LSM Palestina, Kepala Pusat Informasi Wadi Hilweh, Siyam mengatakan pada 2015 catatan terburuk adalah penyerbuan tentara Israel ke dalam area Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur. "Setidaknya 11.307 ekstrimis Yahudi dan 2.757 tentara Israel memaksa masuk Masjid Al Aqsa saat itu," kata Siyam.
Tentara Israel dan Ekstrimis Yahudi memasuki Masjid Al Aqsa pada 15 dan 16 September dan menembakkan granat setrum dan gas air mata. Bahkan beberapa area bangunan masjid sempat terbakar akibat serangan tersebut.
Selama 2015, Israel telah terbukti melancarkan kampanye agresif untuk "Yahudisasi" kota Yerusalem dan akhirnya mengusir penduduk Palestina tersebut.