Senin 11 Jan 2016 04:05 WIB

Dilaporkan Langka, Pertamina Klaim Pasokan BBM Lancar

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: M Akbar
 Antrean pengendara sepeda motor untuk mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Rabu (30/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Antrean pengendara sepeda motor untuk mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Rabu (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (persero) menegaskan pasokan bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis premium dan solar berjalan lancar. VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan tim satuan tugas yang diterjunkan perusahaan ke lapangan memastikan tidak ada kelangkaan BBM parah seperti yang dilaporkan di sejumlah daerah.

"Pantauan tim satgas Pertamina saat ini hampir semua SPBU tersedia BBM dengan baik," kata Wianda, Ahad (10/1).

Meski begitu, Wianda mengakui adanya lonjakan kebutuhan BBM setelah adanya penurunan harga BBM pada 5 Januari lalu. Ia menyebutkan, realisasi penyaluran Premium setelah adanya penurunan harga BBM mencapai 92.595 kilo liter (KL) atau sekitar 19 persen di atas rata-rata penyaluran harian. Adapun, katanya, penyaluran Solar sekitar 60.930 KL atau ada pada level normal.

"Dengan harga 6.950 rupiah jumlah volume BBM yang diisikan dengan sendirinya bertambah, bila sebelumnya 7.400 rupiah per liter. Maka sangatlah wajar jika animo masyarakat cukup tinggi untuk bisa membeli dengan harga baru," kata Wianda.

Peningkatan animo masyarakat ini, lanjut Wianda, telah diantisipasi oleh perusahaan dengan menjaga pasokan premium hingga 1,4 juta KL secara nasional dengan cakupan 18 hari. Sedangkan pasokan solar mampu memenuhi kebutuhan 24 hari dengan volume 1,7 juta KL.

"Secara nasional penyaluran BBM berjalan dengan normal dan baik ditengah peningkatan konsumsi pascapenurunan harga. Kami ingin memastikan kepada masyarakat bahwa BBM cukup tersedia," tutur Wianda.

Wianda juga mengungkapkan ketahanan stok BBM nasional saat ini masih berada dikisaran 24 hari, atau di atas rata-rata normal antara 20-22 hari. Menurut dia, peningkatan stok BBM tersebut memang dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi pascapenurunan harga.

"Peningkatan konsumsi tidak hanya terjadi pada Premium, tetapi juga Pertamax yang penyalurannya kemarin meningkat sekitar 24 persen," terang Wianda.

Saat ini, ketahanan stok Premium di kisaran 19 hari, Solar 28 hari, Pertamax 30 hari, Pertamax Plus dan Pertamina Dex masing-masing 82 dan 45 hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement