REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat intelijen dan pertahananan Susaningtyas Kertopati mengatakan, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tak melaksanakan rukun Islam.
"Gafatar sendiri mengaku bukan gerakan agama, bukan gerakan suku. Gafatar malah melakukan hal-hal yang melanggar rukun Islam, mereka tak mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir malah mengakui Musadeq sebagai nabi terakhir," katanya, Rabu (13/1).
Dia menjelaskan, Gafatar tergolong gerakan yang aneh. Gerakan ini mengaku tak berafiliasi dengan agama tapi menganggap Musadeq sebagai nabi terakhir.
Ia pun berpesan kepada semua keluarga di Indonesia kalau menangkap suatu anomali atau tingkah laku yang aneh dari anggota keluarga segera berkoordinasi dengan aparat dan pihak berwenang. Menurutnya, organisasi semacam Gafatar ini mempengaruhi anggotanya dengan menyusup ke mahasiswa dan masyarakat.
"Orang yang galau lebih gampang terkena pengaruh Gafatar. Sebab mereka tak tahu arah kehidupannya ke depan seperti apa," kata Susaningtyas.