Jumat 15 Jan 2016 06:05 WIB

'Tindak Tegas Pelaku Teror Bom Sarinah'

Suasana di lokasi terjadinya bom dan baku tembak di Pos Polisi Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Suasana di lokasi terjadinya bom dan baku tembak di Pos Polisi Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Pencak Silat NU Pagar Nusa, M. Heru Taufiq, menyatakan bahwa Presiden Jokowi harus tegas dalam menindak teroris. Pria yang akrab Gus Heru ini menilai, pemerintah hendaknya menetapkan status "darurat terbatas" untuk meningkatkan pengamanan atas ancaman terorisme di DKI Jakarta. 

"Presiden Joko Widodo harus bertindak tegas terhadap pelaku teror. Pemerintah harus memutus jaringan teror dengan program deradikalisasi taktis dan sitematis. Memberikan perilaku aman kepada warga negara, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah," ungkap Gus Heru, yang juga keluarga dekat Pondok Pesantren Tebuireng.

Untuk itu, Gus Heru menegaskan bahwa penetapan status Darurat Terbatas menjadi opsi strategis untuk mengantisipasi ancaman teror lanjutan.

"Ancaman aksi teror sudah menghantui warga negeri, khususnya di DKI Jakarta. Teror hari ini, bisa saja terjadi di daerah lain, dengan motif dan tujuan yang sama, yakni mengancam keutuhan NKRI," terang Heru. 

Heru juga mengapresiasi kinerja Polri yang cukup tanggap dan dalam waktu singkat melumpuhkan para teroris.

"Kita dukung kerja polisi, dan kami memberikan apresiasi atas penanganan dalam waktu yang cukup singkat, sehingga bisa memberikan rasa aman pada masyarakat," ucap Gus Heru.

Untuk itu, tambah Gus Heru, upaya deradikalisasi perlu dikonseptualisasi dengan semangat "hubbul wathan" .

"Prinsip Hubbul Wathan ini sudah menjadi semangat kaum pesantren dalam membela bangsa, sejak masa kemerdekaan. Tentu saja, semangat ini dapat dikontekstualkan untuk menguatkan NKRI dari ancaman kekerasan jaringan teroris.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement