Ahad 17 Jan 2016 11:11 WIB

Malaysia Waspadai Kelompok Afiliasi ISIS

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Winda Destiana Putri
ISIS
Foto: VOA
ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Keterlibatan banyak warga Malaysia di Katibah Nusantara yang berafiliasi dengan ISIS membuat polisi Malaysia berada di level peringatan tertinggi.

Sumber-sumber intelijen telah mengidentifikasi lebih dari 200 militan dari Indonesia dan Malaysia berada dalam kelompok tersebut. Kelompok tersebut telah terkenal dalam hirarki ISIS.

"Bukannya dipilih untuk tugas kecil seperti bersih-bersih, pejuang dari Katibah sangat dicari untuk misi khusus termasuk sebagai penembak jitu dan pelaku bom bunuh diri," kata seorang sumber dilansir dari the Star Online, Ahad (17/1).

Katibah pertama kali datang di bawah radar badan-badan intelijen dua tahun yang lalu. Saat itu, kelompok ini disebut Majmu'ah Arkhabily.

Unit ini dimulai dengan 100 anggota yang berbasis di Raqqa, Suriah. Pengoperasian mereka diatur selama perang Afghanistan.

Anggota dari Malaysia dan Indonesia ditempatkan di sebuah kompleks apartemen bersama dengan keluarga mereka.

"Seperti itu selama perang Afghanistan, militan Malaysia, Indonesia an kadang-kadang Singapura bersatu untuk membentuk faksi Asia Tenggara karena mereka bicara dalam bahasa yang sama," katanya.

Tidak hanya itu, pangkalan mereka di Raqqa menggambarkan mini-Malaysia atau Indonesia. "Mereka tidak hanya berbicara bahasa yang sama, tetapi juga memasak hidangan yang serupa," ujar sumber lain yang akrab dengan operasi Katibah ini.

Ia menjelaskan, pendatang baru di Suriah biasanya diberikan waktu satu bulan untuk pelatihan senjata. Jika militan baru tersebut datang bersama keluarganya, anggota keluarga mereka akan ditempatkan di rumah susun sementara para pria menjalani pelatihan militer.

Menurut sebuah studi oleh Nanyang Technology University's S. Rajaratnam School of International Studies, Katibah telah memperluas perekrutan melalui video dan selebaran yang dibuat dalam bahasa Melayu.

"Kampanye sekarang telah mencapai proporsi baru dengan penggunaan anak-anak muda di Indonesia dan Malaysia untuk menyebarkan menyebarkan ISIS, terutama di media sosial," kata studi tersebut.

Hal ini menunjukkan, militan berbahasa Melayu sedang disiapkan untuk beberapa alasan. Termasuk fakta mereka yang berasal dari Asia Tenggara, rumah bagi sejumlah besar Muslim Sunni di dunia.

Sekitar 30 kelompok militan di wilayah tersebut telah berjanji setia kepada ISIS. Pakar intelijen memperingatkan militan yang pulang dari Suriah bisa memainkan peran penting dalam memperluas operasi dan serangan ISSI, mirip dengan yang terjadi di Jakarta tengah pekan ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement