REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara mengejutkan, Mitra Kukar berhasil mengalahkan Arema Cronus dua kali secara beruntun di babak semfinal Piala Jenderal Sudirman. Putaran pertama Mitra Kukar sukses menaklukan Arema dengan skor 2-1 di Stadion Aji Imbut.
Kemudian pada putaran kedua babak semifinal mereka kembali kalahkan Arema Cronus, melalui adu penalti dengan hasil akhir 3-2, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Ahad (17/1) malm WIB. Terkait kemenangan ini, pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra mengungkapkan jika kesabaran adalah kunci sukses taklukan Arema.
Dengan kemenangan ini, tim berjulukan Naga Mekes berhak untuk tampil di babak final Piala Jenderal Sudirman. Pada partai pamungkas, Naga Mekes akan menantang Semen Padang yang terlebih dulu melaju ke babak final, usai menang atas Pusamania Borneo FC.
Jafri Sastra mengaku pihak mendapatkan tekanan bertubi-tubi dari para pemain Singo Edan. Tidak hanya, kehadiran ribuan Aremania yang memadati Stadion Kanjuruhan, juga cukup memberikan tekanan kepada anak asuhnya.
"Tapi saya minta pemain untuk terpancing dengan provokasinya tapi kami tetap sabar. Akhirnya kami bisa menahan mereka selama 90 menit," ujar Jafri Sastra melalui pesan singkat, Senin (18/1).
Selain memancing emosi, Jafri Sastra juga menyatakan jika para pemain Arema Cronus terus memancing anak asuhnya untuk bermain cepat saat sepanjanga pertandingan. Namun dia sudah mengintruksikan kapada Patrich Dos Santos dan kawan-kawan untuk tidak terpancing.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan Mitra Kukar akan kandas di babak semifinal, jika terpancing dengan permainan Arema Cronus. "Arema bermain sangat cepat sekali, tapi kami tetap sabar dan fokus untuk bisa menahannya," kata Jafri Sastra.
Dengan lolosnya Mitra Kukar ke babak final Piala Jenderal Sudirman mebuat laga final semakin menarik. Sebab kedua pelatih dari kedua kesebelasan berasala dari Sumatera Barat, dan keduanya juga pernah menangani Semen Padang.
Rencananya, laga final akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Ahad (24/1) mendatang. Partai final Piala Jenderal Sudirman menjadi menarik karena dua tim ditangani pelatih asal Payakumbuh, Sumatra Barat.