REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terbatasnya biaya bukan alasan untuk menghambat niat berkeliling dunia. Hal itu disampaikan biker asal Bandung, Jeje Polnaja.
Pria Indonesia pertama yang menempuh perjalanan keliling dunia dengan sepeda motor itu percaya tak ada yang mustahil. Ia berprinsip, selalu ada jalan bagi keinginan kuat.
"Tahun 2006 saat berangkat saya hanya membawa 12.000 dolar AS, kalau dihitung-hitung mana cukup," ujar Jeje yang menjelajah ke 97 negara di lima benua dengan menempuh jarak 420.000 Km selama 2006-2015 itu.
Untuk menekan pengeluaran, Jeje selalu mengupayakan minimum budgeting. Ia harus siap makan apa saja yang tersedia dan bermalam di tenda jika tak ada akomodasi memadai.
Jeje menyebutkan, uang memang hal penting. Namun, ada berbagai aspek lain yang diperlukan seperti tekad, pola pikir, dan skill. Saat kepepet, kata dia, skill itu sangat dibutuhkan untuk bertahan. Misalnya, Jeje yang mencari uang tambahan dengan menjual foto atau 'menjual' sejumlah keterampilan lain.
"Uang bisa habis, tetapi skill tidak. Jalan saja dulu, pasti ada saja solusinya. Buktinya, setelah saya menempuh sekian puluh negara sponsor mulai berdatangan dari dalam dan luar negeri," ujar Jeje yang berkeliling dunia dengan motor BMW R1150GS dalam rangka "Ride for Peace" itu.
Ia menekankan, segala skill selalu berguna. Memasak, mengelas, memotret, menulis, semua itu bisa membantu selama perjalanan. Dari apa yang telah ia jalani, Jeje berharap bisa memotivasi generasi muda untuk bertualang dan menjelajah negeri sendiri bahkan dunia. Sebagai implementasi hal itu, kegiatan Horizons Unlimited Travellers Meeting yang melibatkan para penjelajah dunia akan digelar di Indonesia Mei 2017 mendatang.