REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Sebagian shelter yang menjadi fasilitas pendukung operasional bus rapid transit (BRT) koridor Semarang- Bawen mangkrak. Bahkan sebagian besar diantaranya mulai rusak sebelum difungsikan sebagaimana mestinya.
Shelter BRT yang mangkrak ini berada di jalur utama Ungaran hingga terminal Bawen. Selain beberapa bagian bangunan mulai rusak, seperti keramik lantai terlepas, kaca hilang infrastruktur ini juga jamak menjadi media corat- coret tangan- tangan jahil.
Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menyayangkan kerusakan infrastruktur sarana pendukung operasional transportasi massal perkotaan ini.
Karena jarak pembangunan shelter ini terlalu jauh dengan realisasi operasional BRT koridor Semarang- Bawen. “Bahkan hingga saat ini, kapan operasional BRT aglomerasi ini masih belum jelas,” katanya, Rabu (20/1).
Djoko mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah melalui Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Jawa Tengah segera untuk mengoperasionalkan BRT ini.
Selama BRT koridor ini belum dioperasionalkan, fasilitas dan sarana pendukung yang sudah ada juga kian rentan mengalami kerusakan. Saat ini shelter sudah siap di koridor yang memiliki panjang jalur sekitar 37,5 kilometer ini.