REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Menteri Luar Negeri Takhta Suci Vatikan, Paul Gallagher, mengungkapkan harapan pihak Takhta Suci Vatikan terkait rencana referendum yang akan dilakukan Inggris Raya soal keanggotaan di Uni Eropa (UE). Jika Inggris Raya keluar dari keanggotaan UE, itu dinilai bakal melemahkan Eropa.
Hal ini diungkapkan Gallagher dalam sebuah wawancara dengan ITV, Rabu (18/1) waktu setempat. ''Saya kira, hal itu adalah sesuatu yang tidak akan membuat Eropa lebih kuat lagi,'' kata Gallagher, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/1).
Kendati begitu, pihak Takhta Suci Vatikan akan sepenuhnya menghormati semua keputusan warga Inggris Raya terkait referendum keanggotaan UE tersebut. ''Vatikan akan menghormati hasil keputusan warga Inggris Raya. Semua sepenuhnya ditentukan oleh pilihan warga Inggris Raya,'' tutur Paul.
Pernyataan ini timbul pascarencana lembaga investasi Wall Street, Goldman Sachs, yang berencana mengeluarkan program pinjaman besar kepada Inggris Raya. Hal ini dilakukan agar Inggris Raya bisa memperkuat Uni Eropa. Namun, sebagian pengamat menilai, langkah ini merupakan sekadar upaya agar Inggris Raya tidak keluar dari keanggotaan UE.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris David Cameron sempat menjanjikan akan menggelar referendum terkait kelanjutan keanggotaan Inggris Raya di UE. Rencananya, referendum ini akan digelar pada 2017 mendatang. Wacana evaluasi keanggotaan Inggris Raya di UE ini muncul pertama kali dari kalangan komunitas pebisnis Inggris Raya, terutama terkait penggunaan mata uang.