REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan, pada tahun 2015 realisasi investasi di luar Pulau Jawa meningkat signifikan. Dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014 sebesar Rp 199,8 triliun terjadi peningkatan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar 24,5 persen.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 296,7 triliun atau 54,4 persen. Sedangkan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp 248,7 triliun atau 45,6 persen.
"Proporsi investasi di luar Jawa tahun 2015 mencapai 45,6 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi tahun sebelumnya sebesar 43 persen," kata Kepala BKPM Franky Sibarani saat konferensi pers di Gedung BKPM, Jakarta, Kamis (21/1) sore.
Franky menilai ini merupakan salah satu keberhasilan visi pemerintah untuk melakukan pemerataan pembangunan atau orientasi pembangunan yang Indonesia sentris.
"Kenaikan proporsi realisasi investasi di luar Jawa merupakan salah satu indikator pemerataan yang mulai terjadi. Ini akan terus didorong, sehingga proporsi investasi di luar Jawa akan terus meningkat. Pada tahun 2016 ini, BKPM menargetkan proporsi realisasi investasi di luar Jawa mencapai 49 persen" ujarnya.
Untuk realisasi investasi di luar Pulau Jawa, wilayah Kalimantan mencatatkan kontribusi terbesar sebesar Rp 93 Triliun (17,1 persen). Adapun rinciannya yaitu penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 20 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar USD 5,8 miliar.
Kemudian diikuti oleh wilayah Sumatera dengan realisasi investasi sebesar Rp 84,4 triliun (15,5 persen), serta wilayah Sulawesi dengan realisasi investasi sebesar Rp 33,2 triliun (6,1 persen). Selanjutnya, wilayah Bali dan Nusa Tenggara dengan realisasi investasi sebesar Rp 18,7 triliun (3,4 persen) dan wilayah Maluku dan Papua dengan realisasi investasi sebesar Rp 19,4 triliun (3,5 persen).