Jumat 22 Jan 2016 13:24 WIB

Cegah Aliran Sesat, MUI Malang Canangkah Subuh Berjamaah

Rep: Christiyaningsih/ Red: Andi Nur Aminah
Umat Islam memanjatkan doa dalam acara usai shalat berjamaah.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Umat Islam memanjatkan doa dalam acara usai shalat berjamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Munculnya berbagai aliran sesat yang melenceng dari ajaran Islam yang benar menjadi kekhawatiran tersendiri bagi MUI Kota Malang. Sebagai upaya preventif berkembangnya aliran-aliran sesat, MUI Kota Malang tengah merancang program Gerakan Shalat Subuh Berjamaah yang akan dimulai tahun ini. 

Sekretaris MUI Malang Baroni mengatakan gerakan ini bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya kewajiban shalat. Sebagaimana diketahui, aliran-aliran sesat yang selama ini berkembang mayoritas menganggap shalat bukan sebagai kewajiban. 

"Dengan Gerakan Shalat Subuh Berjamaah di masjid kami harap meningkatkan kesadaran shalat di masyarakat, sekaligus sebagai kontrol apabila ada tetangga atau saudaranya yang terindikasi menganut aliran sesat," kata Baroni Jumat (22/1).

(Baca Juga: MUI Malang Siap Dampingi Warga Eks Gafatar).

Program ini masih terus digodog oleh MUI Malang, MUI Pusat, dan Kementerian Agama. Baroni berharap penerapan Gerakan Shalat Subuh Berjamaah dapat dimulai pada Februari atau Maret. Guna mensosialisasikan program tersebut, MUI Malang akan menggandeng Pemerintah Kota Malang dan kampus-kampus yang tersebar di seantero Kota Malang.

MUI juga akan bekerja sama dengan Organda Malang untuk menempelkan stiker-stiker di angkot. Edaran khusus juga akan disebarkan ke takmir-takmir masjid. 

Ketika ditanya apakah ada penghargaan atau konsekuensi yang diberikan kepada masyarakat dalam penerapan sistem ini ia belum dapat menjelaskan karena masih dalam tahap pembahasan. Menurut Baroni, pihaknya senantiasa mengajak masyarakat ber-Islam dengan benar lewat berbagai cara. "Aliran sesat dapat ditangkal dengan pemahaman agama yang baik dan keistiqomahan beribadah," ujarnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement