Jumat 22 Jan 2016 14:45 WIB

Cina Hadapi Cuaca Dingin Terburuk, Jalan Ditutup

Cuaca dingin
Foto: irib
Cuaca dingin

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Jalan raya ditutup dan lalu lintas bandar udara terganggu saat udara dingin paling buruk dalam beberapa tahun menerpa beberapa provinsi di Cina.

Jalan raya di sedikitnya 12 wilayah provinsi di Cina utara, timur dan tengah telah ditutup sejak pukul 08.00 waktu setempat, Jumat (22/1), akibat badai salju.

Sebagian besar Provinsi Jiangxi di Cina timur paling parah dilanda badai salju pada Jumat. Bandar udara di Nanchang, Ibu Kota Jiangxi, ditutup pada Jumat pagi. Beberapa bagian jalan raya di provinsi itu juga ditutup.

Udara paling dingin di Jiangxi sejak 1992 diperkirakan muncul dari 23 sampai 26 Januari. Lebih dari 44 penerbangan telah dibatalkan di Provinsi Zhejiang di Cina timur, demikian pengumuman Departemen Transportasi Provinsi tersebut pada Jumat.

Temperatur di Beijing merosot sampai minus 10 derajat Celsius pada Jumat dan diperkirakan mencapai temperatur paling rendah dalam 30 tahun, minus 17 derajat Celsius mulai Sabtu sampai Ahad, kata Badan Meteorologi Beijing.

Temperatur di Kota Gehnhe, yang berada di wilayah Otonomi Inner Mongolia di Cina utara merosot sampai minus 47,8 derajat Celsius pada Kamis (21/1), mendekati catatan bersejarahnya, yaitu minus 49,6 derajat Celsius. Genhe telah dinyatakan sebagai tempat paling dingin di Cina.

Kabut es menyelimuti jalan di Genhe, tempat penjual ikan dapat mematahkan ikan beku jadi dua. Ergune di Inner Mongolia dan daerah sekitarnya telah menghadapi penurunan temperatur sampai minus 40 derajat.

Wang Ji, Wakil Direktur Pusat Cuaca Beijing, mengatakan sejak Januari dampak El Nino telah mereda, tapi udara dingin dari Atlantik Utara dan Pegunungan Ural di Rusia telah bergerak menuju selatan, sehingga mengakibatkan badai salju di Eropa dan bergerak ke arah timur sehingga mempengaruhi Cina.

"Kita tak perlu bingung mengenai perubahan cuaca ini dengan perubahan iklim, yang lebih luas. Meskipun El Nino telah menyebarkan udara hangat sejak tahun lalu, kita masih dapat memperkirakan gelombang dingin seperti ini," kata Wang.

 

Baca juga: Sejarah Hari Ini: Revolusi Rusia Dimulai 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement