REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Rektor Universitas Indonesia (UI) Muhammad Anis meminta Support Group and Resource Center on Sexuality Studies Universitas Indonesia (SGRC UI) tidak menggunakan logo dan nama UI pada kelompoknya. Hal ini karena akan memunculkan kesalahpahaman di masyarakat luas.
"Kami keberatan adanya sebutan UI pada komunitas tersebut. Kalau di luar Kampus UI, ya silakan saja," ujar Anis kepada wartawan di Kampus UI, Jumat (22/1).
Penyematan UI ini jelas tidak diperbolehkan. Sebab, kelompok tersebut tidak memiliki izin resmi dari UI. Untuk itu, ia meminta SGRC tidak sembarangan memakai nama UI.
Menurut Anis, pihaknya sudah mengetahui komunitas ini bukan ruang berkumpulnya para lesbian, gay, biseks dan transgender (LGBT). Komunitas ini bukan bertujuan mendukung atau tidaknya LGBT, melainkan sebagai wahana advokasi tentang seksualitas dan gender.
Karena itu, dia tidak melarang kegiatan advokasi ini karena dianggap mendidik. Hanya saja pihaknya merasa tidak setuju jika SGRC memakai nama UI pada lembaganya.
"Ini tuh sama seperti advokasi ihwal pendidikan seks dan pendidikan seks itu memang perlu dilakukan untuk proteksi diri dan sebagainya. Dan ini advokasi yang mendidik," kata Anis.
Mengenai konten LGBT, Anis mengatakan, hal ini sebenarnya bukan hanya menjadi masalah di UI. Namun, lanjut dia, menjadi urusan nasional bahkan internasional yang sampai saat ini memang masih diperdebatkan.
Sebelumnya, sebuah poster muncul di dunia maya menghebohkan sejumlah pengguna media sosial, Kamis (21/1). Dalam poster tersebut tertulis jika mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) menawarkan jasa konseling untuk kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Poster itu juga memastikan teman-teman tidak sendirian ketika melalui masa-masa sulit. Dalam kampanye di poster tersebut, dituliskan bersedia membantu pertanyaan dan menjawab tentang LGBT.
Di dalam poster itu, terlihat empat foto mahasiswa dan mahasiswi dari UI. Di antaranya, Dimas Mahendra (Fakultas Psikologi UI), Luna Siagian (mahasiswi Ilmu Politik UI), Tegar Ramadhan (lulusan Sastra Perancis UI 2016), dan Firmansyah (lulusan Ekonomi Manajemen UI 2015).
"Butuh waktu untuk bisa menerima bahwa seseorang dilahirkan dengan kecenderungan yang berbeda. Saya sempat menganggap diri saya kurang dan seperti produk gagal. Saya selalu berdoa kepada Tuhan agar saya disembuhkan dari ketertarikan yang sempat saya pahami sebagai dosa besar ini. Namun, ketika mulai mendapatkan informasi mengenai seksualitas, saya bisa menerima fitrah dari diri saya yang tidak sama dengan orang lain. Saya bersedia membantu Anda di masa-masa sulit," seperti yang ditulis Tegar Ramadhan di dalam poster tersebut.
Sementara itu, tertulis juga "Support Group and Resource Center On Sexuality Studies" (SGRC) UI mengupayakan pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai permasalahan gender dan seksualitas melalui seminar, diskusi, dan berbagai kegiatan lain. Di sana, mereka menyarankan untuk mengenal SGRC UI yang dimuat dalam situs www.melela.org.