REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut I Belawan, Laksamana Pertama TNI Yudo Margono mengatakan kapal patroli milik TNI-AL Kalboa diserang sekelompok preman di perairan Tanjung Balai ketika melakukan pengejaran kapal mengangkut pakaian bekas ilegal.
"Saat itu, Kapal Kalboa melihat kapal kayu mengangkut pakaian bekas di tengah laut, Jumat (22/1) sekitar pukul 06.30 WIB, dan berusaha mencegatnya karena tidak memiliki izin impor dari pemerintah," katanya kepada wartawan di Belawan, Jumat (22/1).
Namun, menurut dia, secara tiba-tiba Kapal Kalboa itu, diserang sebanyak 60 preman menggunakan empat unit kapal bermotor dan membawa bom molotov serta senjata tajam.
"Dalam aksi penyerangan tersebut, personel TNI AL memberikan tembakan peringatan ke udara, namun tidak diindahkan kelompok preman itu," ujar Laksamana Pertama TNI Yudo.
Dia menyebutkan, Kapal Kalboa terpaksa menjaga jarak hingga sampai merapat ke alur darat karena kekuatan anggota TNI AL hanya berjumlah empat orang, dan tidak sebanding dengan kelompok penyerang mencapai puluhan orang.
Pada peristiwa tersebut, petugas TNI-AL melakukan pemeriksaan ke dalam kapal dan menemukan salah seorang dari kelompok penyerang bernama Eka Syahputra tewas. Seorang lagi mengalami luka parah dan dibawa ke RSU Tanjung Balai untuk mendapat perawatan. Sedangkan, kapal yang mengangkut pakaian bekas tersebut telah diamankan petugas Bea dan Cukai dan dibawa ke Belawan.
"Mengenai korban yang meninggal dunia diatas kapal itu, bukan karena ditembak personel TNI AL, tapi bagian kepalanya kelihatan luka." kata jenderal bintang satu itu.
Danlantamal menambahkan, penyerangan yang dilakukan terhadap kapal TNI AL itu, merupakan yang kedua kalinya, saat melakukan patroli di perairan Tanjung Balai-Asahan. Kelompok penyerang tersebut, diduga merupakan orang suruhan dari para penyelundup barang bekas ilegal dari Malaysia.