REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Lesbi, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) sudah menjadi fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Salah satunya mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang engan memberitahukan namanya mengaku sudah merasakan perbedaan dalam dirinya semasa kecil.
"Awalnya waktu kecil entah kenapa aku lebih suka bermain dengan perempuan. Orang tua juga saat itu lebih suka saya kalau pulang main nggak kotor. Makanya lebih enaknya main dengan perempuan," kata laki-laki yang berinisial AM kepada Republika.co.id, Jumat (22/1).
Apa yang dirasakannya itu berlangsung hingga ia duduk di bangku SMP, SMA, hingga kuliah. Saat SMP hingga SMA, ia mengaku kesulitan mengakui kepada orang lain jika ia seorang gay. Ketertarikannya dengan sesama jenis terus ia rasakan, namun AM tetap juga bergaul dengan laki-laki yang tidak homo. (Pengakuan Mahasiswa UI: Kelompok LGBT dan Tewasnya Akseyna).
Keputusannya untuk berani mengakui kelainan pada dirinya muncul ketika ia memasuki jenjang kuliah. Bahkan, pengakuannya muncul bukan dari dirinya saja. "Temen-temen aku waktu itu banyak yang nanya banyak sama aku kalau aku gay atau tidak. Akhirnya aku bilang iya!" kata AM. (PKS: Tolak LGBT Apa Pun Modusnya).
Bagi AM, pengakuan tersebut akhirnya berani ia keluarkan karena ia tidak ingin lagi menutupi apa yang sudah ia rasakan sejak kecil. Setelah pengakuannya itu, identitasnya tidak langsung menjadi rahasia umum, dan tidak lantas kehilangan teman-teman terdekatnya di kampus.
"Tapi ya mungkin ada juga yang nggak suka, biasa saja tidak terlalu pikirin," kata AM.