REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, mengajak masyarakat tidak mengucilkan kehadiran penganut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ke kampung halamannya.
Ketua FKUB Kabupaten Pekalongan, Moch Dzikron di Pekalongan, Senin (25/1), mengatakan bahwa penganut Gafatar merupakan anak bangsa yang menjadi korban dari keadaan karena terpengaruh gerakan.
"Pengikut Gafatar merupakan anak bangsa yang menjadi korban dari elit-elitnya. Oleh karena itu, mari kita sambut mereka dengan baik dan jika tersesat maka kita bimbing," katanya.
Menurut dia, Islam merupakan agama Rahmatan Lil Alamin yang membawa kedamaian, kesejukan, dan keselamatan bukan hanya untuk umat muslim saja tetapi seluruh makhluk di dunia.
Kendati demikian, ia mengingatkan pada masyarakat tetap mengantisipasi gerakan yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, dan yang ingin menghancurkan Negara Kesatuan RI.
"Oleh karena, untuk menangkal gerakan itu maka dibutuhkan persatuan umat di seluruh Indonesia. Kita jangan mau tercabik-cabik oleh suatu gerakan yang menyesatkan," katanya. Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pekalongan, Rozikin menilai Gafatar merupakan organisasi yang remang-remang karena belum mendapat persetujuan dari pemerintah.
"Jika remang-remang biasanya ada hal yang tidak baik sehingga kita perlu sikapi dengan menjaga kewaspadaan," katanya.