REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jendral Badrodin Haiti mengungkapkan, Gafatar telah membuat struktur pemerintahan sendiri dalam komunitas mereka. Menurutnya, di Kalimantan Barat ada 4.000 lebih anggota Gafatar, dan mereka membuat satu komunitas yang esklusif.
Tapi, dari harmoni kegiatan mereka, kata Kapolri, belum menyatu dengan masyarakat sekitar. Sehingga pemberitaan dokter Rica yang hilang dan kemudian ditemukan oleh polisi, membuat masyarakat terpengaruh dengan kekhawatiran itu.
Baca juga: Pengungsi Eks Gafatar akan Dipulangkan ke Daerahnya
"Mereka sudah ada struktur pemerintahan, ada Gubernur, Kabag (kepala bagian) dan bahkan sudah ada rencana membuat negara," kata Badrodin, saat mengelar rapat kerja dengan Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/1).
Oleh karena itu, kata dia, tugas Polri adalah mengamankan warga agar tidak terjadi bentrok, karena jumlahnya sama banyak. Oleh karena itu, ia meminta mantan anggota Gafatar Jangan hanya diberikan penyuluhan Islam saja, tapi juga soal Pancasila agar bisa harmoni di negara yang majemuk ini.
"Ini bukan ancaman main-main dan serius," ujar dia.
(Baca juga: Pemahaman Sempit Sebabkan Radikalisme)