Selasa 26 Jan 2016 08:49 WIB

Bupati Madiun Sambut Kedatangan Mantan Anggota Gafatar

Sejumlah warga eks anggota Gafatar menuruni tangga KRI Gili Manuk beberapa saat setelah tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (25/1). (Republika/Bowo Pribadi)
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Sejumlah warga eks anggota Gafatar menuruni tangga KRI Gili Manuk beberapa saat setelah tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (25/1). (Republika/Bowo Pribadi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Bupati Madiun Muhtarom menyambut kedatangan 19 orang mantan anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dipulangkan pada gelombang pertama. Pemulangan dilakukan dari Kantor UPT Latihan Kerja Provinsi Jatim di Surabaya ke Kecamatan Mejayan, Madiun, Senin (25/1).

Dalam acara penyambutan tersebut, Muhtarom meminta tokoh agama di Kabupaten Madiun untuk memberikan pencerahan kepada mantan pengikut Gafatar tersebut guna merangkul dan meluruskan pemikiran mereka. "Kepada FKUB, Kemenag, dan MUI agar memberikan pencerahan dan penataan kembali keyakinan kepada mantan anggota Gafatar, sehingga mereka benar-benar kembali ke masyarakat seperti biasanya. Kalau Islam ya Islam, kalau agama lain ya taat kepada agama yang diikuti," ujar Bupati Madiun Muhtarom saat penyambutan.

Selain itu, pihaknya juga meminta kepada kepala desa, Babinsa, dan Babinkamtibmas serta jajaran Muspika untuk bisa memberikan perlindungan kepada mantan anggota Gafatar agar pada saat kembali ke masyarakat tidak didiskriminasi. Pihaknya juga mengimbau mantan anggota Gafatar yang telah insyaf, benar-benar ingin memulai hidup baru sesuai aturan yang ada dan tidak mengikuti paham atau ajaran lain yang dilarang pemerintah.

"Dengan perilaku yang demikian, saya yakin masyarakat juga bisa menerima mereka kembali dan keduanya bisa hidup rukun," kata dia.

Kapolres Madiun AKBP Yoyon Tony Surya Putra menjamin tidak akan ada penolakan dari tetangga-tetangga maupun masyarakat terhadap mantan anggota Gafatar. Ia telah mengerahkan anggotanya untuk melakukan pemantauan dan pengamanan. "Tidak ada dari warga atau tetangga yang melakukan upaya penolakan. Jadi, sejauh ini, baik informasi dari intelijen maupun polsek-Polsek, belum ada indikasi demikian," kata AKBP Tony.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement