REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Perjalanan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou ke pulau Taiwan di Laut Cina Selatan (LCS) yang disengketakan membuat kekhawatiran Amerika Serikat. Selain itu, kunjungan tersebut dinilai sangat tidak membantu dan berdampak apapun untuk menyelesaikan sengketa di LCS.
Kantor Ma sebelumnya mengumumkan presiden akan terbang ke Itu Aba pada Kamis untuk mendengar harapan Tahun Baru Cina para penduduk di pulau itu. Terutama personel penjaga pantai Taiwan dan ahli lingkungan.
Namun kunjungan satu hari Ma di Itu Aba atau yang dikenal Taiwan sebagai Pulau Taiping dilakukan di tengah kekhawatiran internasional atas meningkatnya ketegangan di LCS. Kunjungan ini juga menimbulkan kemarahan dari American Institute di Taiwan (AIT) de facto Kedutaan AS di Taipei. "Kami kecewa Presiden Ma Ying-jeou berencana melakukan perjalanan ke pulau Taiping," ujar juru bicara AIT Sonia Urbom.
Sebab, ia melanjutkan, tindakan tersebut sangat tidak membantu dan tidak memberikan kontribusi pada penyelesaian damai di LCS. AS ingin Taiwan dan semua pihak yang mengklaim untuk menurunkan ketegangan dibanding mengambil tindakan yang bisa memperparah keadaan.
Pada kunjungan ke Beijing, Cina, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, AS dan Cina harus menemukan cara untuk meredakan ketegangan di LCS. Willayah Laut Cina Selatan dengan nilai perdagangan senilai lima miliar dolar AS melintas tiap tahunnya diklaim oleh banyak pihak seperti Taiwan, Cina, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei.
Itu Aba terletak di kepulauan Spratly. Di sana reklamasi pulau buatan Cina cukup pesat. Tindakan Cina ini telah menarik peringatan dari negara-negara Asia dan banyak dikritik AS.
Baca juga, Taiwan Gelar Latihan Militer Hadapi Cina