REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Selasa (26/1) menyerukan penelitian tes diagnostik, vaksin dan perawatan untuk melawan virus Zika dipercepat. Hal ini disampaikan setelah diperkirakan virus yang dapat membawa cacat lahir ini bisa menyebar ke Amerika Serikat di musim-musim cuaca hangat.
Obama diinformasikan mengenai potensi penyebaran virus ini oleh pejabat dinas kesehatan dan keamanan nasional pada Selasa. Setelah itu Obama menekankan perlunya mempercepat upaya penelitian agar bisa segera tersedia tes diagnostik yang lebih baik, mengembembangkan vaksin dan terapi.
"Dan memastikan semua orang di AS memiliki informasi mengenai virus Zika dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dengan lebih baik dari infeksi," ujar pernyataan Gedung Putih mengutip Obama.
Para pejabat kesehatan AS meningkatkan upaya mereka mempelajari hubungan antara infeksi virus Zika dan cacat lahir. Sebelumnya penelitian terbaru memperkirakan virus bisa mencapai daerah di mana 60 persen penduduk AS hidup.
Virus Zika telah dikaitkan dengan kerusakan otak pada ribuan bayi di Brasil. Belum ada vaksin atau pengobatan untuk Zika. Diperkirakan 80 persen orang yang terinfeksi tak memiliki gejala, sehingga sulit ibu hamil untuk mengetahui.
Pada Senin (25/1), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan virus akan menyebar ke semua negara di Amerika, kecuali Kanada dan Cile.
Direktur National Institutes of Health Francis Collins mengutip laporan Lancet yang diterbitkan 14 Januari lalu memprediksi virus Zika bisa menyebar ke daerah-daerah di sepanjang Pesisir Timur dan Barat AS dan wilayah Midwest selama bulan-bulan hangat. Kawasan tersebut merupakan rumah bagi sekitar 200 juta warga. Studi juga menunjukkan 22,7 juta orang tinggal di wilayah lembab di mana nyamuk pembawa virus bisa hidup sepanjang tahun.