REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Berbagai kalangan di Amerika Serikat (AS) dan negara lain menyambut baik kematian pemimpin al-Qaeda Ayman Al Zawahiri. Salah seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan Zawahiri tewas dalam serangan drone CIA Kabul, Afghanistan, pada Ahad (31/7/2022).
"Berita malam ini juga bukti mungkinnya untuk menghilangkan akar terorisme tanpa perang di Afghanistan. Dan saya berharap akan memberi langkah kecil untuk kedamaian keluarga 9/11 dan semua orang yang menderita di tangan al-Qaeda," kata mantan Presiden AS Barack Obama, Selasa (2/8/2022).
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga menyambut baik kematian Zawahiri. Trudeau mengatakan kematiannya akan membuat dunia menjadi sedikit lebih aman.
"Kematian Ayman Al Zawahiri langkah maju menuju dunia yang lebih aman. Kanada akan terus bekerja sama dengan mitra-mitra kami di seluruh dunia dalam kontra terorisme, mempromosikan perdamaian dan keamanan, dan menjaga masyaraka di dalam negeri dan di seluruh dunia aman," cicitnya.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Taliban "dengan sangat buruk" melanggar Kesepakatan Doha. Taliban diduga menampung dan memberi tempat tinggal pada pemimpin Alqaeda Ayman Al Zawahiri.
"Dalam menghadapi ketidaksediaan atau ketidakmampuan Taliban mematuhi komitmen mereka, kami akan terus mendukung rakyat Afghanistan dengan mendorong bantuan kemanusiaan dan mengadvokasi perlindungan pada hak asasi mereka, terutama perempuan dan gadis," kata Blinken dalam pernyataannya.
Kematiannya menjadi pukulan terbesar bagi al Qaeda sejak pendirinya Osama bin Laden tewas pada 2011. Zawahiri membantu mengkoordinasikan serangan 11 September 2001 yang menewaskan hampir 3.000 orang.
"Kini keadilan telah dilaksanakan, dan pemimpin teroris ini sudah tidak ada lagi. selama apa pun, di mana pun kalian bersembunyi, bila kalian ancaman bagi rakyat kami, Amerika Serikat akan menemukan kalian dan mengeluarkan kalian," kata Presiden AS Joe Biden dalam pidatonya di Gedung Putih.