REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemimpin partai sayap kana Jerman Alternativ fuer Deutschland (AfD) Frauke Petry mengatakan, polisi Jerman jika perlu harus menembak migran yang memasuki negara secara ilegal.
Pernyataan itu dikecam politisi sayap kiri dan kesatuan polisi Jerman.
Dilansir BBC News, Sabtu (30/1), Petry mengatakan kepada koran daerah bahwa ia juga tak menginginkan hal ini, tapi penggunaan angkatan bersenjata merupakan pilihan terakhir. Petry mengatakan kepada koran Mannheimer Morgen bahwa jika diperlukan polisi bisa menghentikan migran yang masuk secara ilegal dengan senjata api.
"Itu adalah apa yang hukum katakan," katanya.
Anggota terkemuka Sosial Democrats Thomas Oppermann mengatakan, politikus terakhir di mana pengungsi ditembak adalah pemimpin Komunis Jerman Timur Erich Honecker.
Kesatuan polisi Jerman juga mengatakan petugasnya tak akan pernah menembak migran. Mereka mengatakan komentar Petry menunjukkan mentalitas radikal dan tak manusiawi.
Tahun lalu lebih dari 1,1 juta migran tiba di Jerman. Jumlah serangan terhadap fasilitas pengungsi di Jerman juga naik dibanding tahun lalu dan lima kali lipat dari 2014.