REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Persediaan logistik penanganan bencana di Kabupaten Sukabumi hanya cukup hingga September 2016 mendatang.
Namun, jika frekuensi bencana tidak terlalu tinggi maka bisa bertahan hingga akhir tahun. "Hingga kini stok logistik penanganan bencana masih aman," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Usman Susilo kepada Republika Senin (1/2).
Namun, stok logistik ini diperkirakan bertahan hingga September.Jika sudah menipis karena digunakan kata Usman, maka bisa dilakukan pengajuan penambahan logistik kepada pemerintah dalam APBD Perubahan 2016.
Hal ini untuk mengantisipasi maraknya bencana baik longsor dan banjir di waktu musim penghujan. Logistik yang dibutuhkan misalnya beronjong untuk menahan pergerakan tanah.
Diakui Usman, kasus longsor merupakan jenis bencana yang paling banyak terjadi di Sukabumi. Contohnya pada 2015 lalu dari total bencana sebanyak 540 bencana sebanyak 227 diantaranya adalah longsor.
Sementara sisanya antara lain kasus kebakaran, angin puting beliung, dan banjir bandang. Usman menerangkan, sebelumnya Pemkab Sukabumi telah menerapkan status siaga darurat bencana longsor dan banjir sejak 11 Januari hingga 11 April mendatang.
Penetapan ini didasarkan pertimbangan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan status siaga bencana Provinsi Jawa Barat. Sehingga diharapkan ketika terjadi bencana, maka upaya penangananya dapat dilakukan dengan cepat.