REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Jalur kereta api Kertalaya jurusan Palembang-Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir yang diproyeksikan untuk mahasiswa Univeritas Sriwijaya masih sepi peminat. Padahal jalurnya sudah dioperasikan sejak dua tahun lalu.
Kepala Bagian Humas PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Sumatera Selatan Jaka Jarkasi di Palembang, Senin (1/2), mengatakan berdasar data harian diketahui jumlah penumpang hanya berkisar 50-60 orang dari kapasitas bus rel sebanyak 360 orang.
"Sejak mulai dioperasikan, jalur ini masih belum menjadi primadona, padahal tarif sudah sangat murah disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa yakni Rp 3.000 per orang," ucap Jaka.
Ia mengatakan, faktor penghambatnya karena kereta api ini hanya beroperasi satu kali dalam sehari yakni berangkat pada pukul 07.30 WIB dan kembali ke Palembang pada pukul 14.15 WIB.
Selain itu, kereta api ini tidak memiliki stasiun di dalam kawasan kampus sehingga mahasiswa harus menyambung dengan kendaraan lain. "Inilah masalahnya, ke depan KAI sedang berupaya mengajukan ke pemerintah agar dibantu bus menuju kampus sejenis shuttle bus, atau menambah gerbong untuk menambah frekuensi keberangkatan," kata dia.
Amelia, mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Unsri mengatakan jadwal keberangkatan dan kepulangan bus rel kerap tidak sesuai dengan jadwal kuliah.
"Terkadang kuliahnya sampai sore. Pergi menggunakan bus rel, terus pulangnya bagaimana? Oleh karena itu lebih suka naik bus saja," ungkap Amelia.
Bus Rel Kertalaya ini resmi beroperasi pada 15 Februari 2009 dengan menggunakan dana Rp 15 miliar untuk pembangunannya. Pada tahun 2016 ini, KA Kertalaya mendapatkan subsidi pemerintah sebesar Rp 4,11 miliar untuk biaya pengoperasian.