REPUBLIKA.CO.ID, Tersebutlah seorang pemuda suku Quraisy bernama Fudhalah bin Umair. Dia sudah lama memendam kebencian dan niat untuk membunuh Rasulullah SAW.
Maka, tibalah suatu masa ketika Rasulullah sedang melakukan tawaf di Kabah, diam-diam Fudhalah membuntuti Rasul dengan maksud menikam beliau dari belakang.
Tiba di tempat yang agak temaram, sesaat sebelum menghujamkan belati ke punggung Rasulullah tiba-tiba Nabi menegurnya, ''Engkaukah itu wahai Fudhalah?'' ''Benar!'' jawab Fudhalah yang sangat terkejut.
Rasulullah melanjutkan bertanya, ''Apakah yang sedang engkau pikirkan?'' Dengan entengnya Fudhalah menjawab sedang berdzikir. Mendengar jawaban itu Rasulullah memalingkan wajah sembari berkata, ''Mintalah ampun kepada Allah, wahai anakku!'' sambil meletakkan tangan beliau di dada Fudhalah bin Umair.