REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Berbagai permasalahan proyek pembangunan Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR), mulai terurai satu persatu. Pemprov Jabar, optimistis jalan tol yang sudah lama dinanti masyarakat Bandung ini bisa segera terealisasi.
Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa, jalan Tol BIUTR ini nantinya akan memiliki dua sisi pada lajur masing-masing. Nantinya, akan melintasi tempat kemacetan Kota Bandung yang kondisinya semakin parah. "BIUTR akan mengatasi kemacetan di Kota Bandung sekitar 50 sampai 60 persen," ujar Iwa, Rabu (3/2).
Menurut Iwa, Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung telah membahas BIUTR yang terkendala lahan milik 14 kementerian. "Hasilnya 9 yang hadir menyepakati akan dipakai untuk pembangunan tol," kata Iwa.
BIUTR ini, menurut Iwa, memiliki panjang 27,3 kilometer. Titik nol jalan tol yang membelah Bandung dimulai dari Pasteur dan berakhir sampai Cileunyi. Saat melintas di Surapati (searah Gedung Sate) jalan tol akan berupa elevated atau dibuat seperti terowongan. "Soalnya tol tidak boleh lebih tinggi dari bangunan heritage," katanya.
Sedangkan setiba di Ujungberung nantinya akan ada jalan membelok yang disambungkan ke kilometer 149 Tol Padaleunyi. Pemprov Jabar tahun ini akan memulai pembebasan lahan di kilometer 149 sampai jalan Soekarno-Hatta (bypass). Pihaknya menganggarkan Rp200 miliar dari APBD 2016. "Anggaran pembebasannya Rp 200 miliar," katanya.