Rabu 10 Feb 2016 07:52 WIB

Tiga Peneliti Jepang Kunjungi Pengungsi Rohingya di Aceh

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Pengungsi Rohingya
Foto: Youtube
Pengungsi Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH UTARA -- Penanganan pengungsi etnis Rohingya di Indonesia terus mengundang minat dan keingintahuan berbagai pihak.

Salah satu kompleks shelter yang berdiri tahun lalu di Desa Blang Adoe, Lhokseumawe, Aceh Utara adalah salah satu yang kerap mendapatkan perhatian.

Kompleks penaungan atau Integrated Community Shelter (ICS) yang didirikan oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Komite Solidaritas Rohingya (KNSR) atas dukungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara itu, mengundang atensi tiga peneliti dan seorang jurnalis lembaga penyiaran Nippon Hōsō Kyōkai (NHK) dari Jepang. Akiko Horiba, Mariko Hayashi dan Fumiko Okamtoto dari The Sasakawa Peace Foundation (SPF) serta Yuko Aizawa dari NHK.

Para peneliti tertarik mengetahui lebih dalam tentang asal-muasal kehadiran para pengungsi etnis Rohingya ke Aceh, sejarah konflik yang terjadi di negeri mereka, serta penanganan mereka setelah tiba di Provinsi Aceh Indonesia.  Sejauh ini, selain ditampung di Desa Blang Adoe, Aceh Utara, para pengungsi Rohingya juga ditempatkan dalam penampungan di Bayeun, Aceh Timur, Kuala Langsa dan Lhok Bani, Kota Langsa.