REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Militer Korea Selatan pada Rabu (10/2) mengatakan meningkatkan siaran propaganda di perbatasan yang menyasar tentara Korea Utara dalam aksi protesnya terhadap peluncuran roket Pyongyang yang dicela komunitas internasional.
Militer sejak bulan lalu telah menyuarakan sejumlah berita, pesan-pesan propaganda dan musik K-pop ke arah perbatasan yang diperkuat itu, dengan menggunakan pengeras suara yang sangat besar. Pihaknya memasang lebih banyak pengeras suara yang diletakkan di atas kendaraan yang bergerak di sepanjang garis depan setelah peluncuran roket Korea Utara pada Ahad, kata seorang juru bicara kementerian pertahanan kepada media.
"Kami telah meluncurkan lebih banyak pengeras suara di perbatasan dan menyiarkan siaran dengan waktu yang lebih lama tiap harinya sejak saat itu," juru bicara itu mengatakan tanpa memberikan informasi lanjut.
Militer menyiarkan siaran yang dibenci oleh Pyongyang hingga pada tahun lalu mereka mengancam menembaki pengeras suara tersebut. Siaran itu berlangsung selama enam jam per hari.
Peluncuran roket yang dipandang secara luas sebagai sebuah uji coba misil jarak jauh yang disamarkan, memicu kemarahan internasional dan menghasilkan sebuah kesepakatan dalam Dewan Keamanan PBB untuk memberlakukan sejumlah sanksi baru terhadap negara yang semakin lepas kendali tersebut.
Peluncuran itu merupakan sebuah pelanggaran terhadap sejumlah resolusi PBB yang berlaku, yang melarang negara dengan kekuatan nuklir untuk menggunakan teknologi misil balistik. Siaran propaganda yang menyasar pasukan Korea Utara itu dinyalakan dan dimatikan sejalan dengan pergerakan ikatan antarKorea yang tidak stabil itu.
Pada Agustus lalu, Seoul menjalankan siarannya kembali untuk pertama kalinya dalam 11 tahun setelah dua tentara penjaga perbatasan mereka terluka parah akibat ranjau yang disebut-sebut ditanam tentara Korea Utara. Namun siarannya dihentikan dua pekan kemudian setelah kedua Korea mencapai sebuah kesepakatan untuk meredakan ketegangan militer yang meningkat dan Pyongyang menyampaikan penyesalannya atas ledakan ranjau tersebut.
Sejak siaran itu dimulai kembali pada Januari, Korea Utara menanggapinya dengan cara menyiarkan propaganda mereka sendiri ke arah Korea Selatan dengan menggunakan pengeras suara raksasa yang serupa di perbatasan.
Baca juga:
8 Atlet Muslimah yang Berani Dobrak Stereotip Perempuan Muslim
Zimbabwe Mohon Bantuan Uang untuk Hentikan Kelaparan Massal