REPUBLIKA.CO.ID, MUNCHEN -- Sebanyak 10 orang tewas dalam tabrakan kereta pada Selasa (9/2) di Bad Aibling di negara bagian Bavaria, Jerman Selatan.
Menurut keterangan polisi, Rabu (10/2), 10 korban berasal dari Kota Rosenheim dan Traunstein di Bavaria dan berusia antara 24 dan 59 tahun. Polisi lokal menyatakan identitas seorang korban telah dikonfirmasi. Sebanyak sembilan korban adalah lelaki.
Polisi setempat mengatakan di dalam satu pernyataan pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kecelakaan mengerikan tersebut dan saat ini belum memberi pernyataan. Para penyelidik sedang berusaha memastikan mengapa sistem keselamatan otomatis yang dirancang untuk menghindari tabrakan depan gagal mencegah kecelakaan itu sehingga kedua kereta bertabrakan dengan kecepatan penuh di rel satu jalur.
"Kami berada pada tahap awal penyelidikan. Akan diperlukan waktu beberapa pekan atau bulan sebelum kami dapat memberi keterangan mengenai penyebab kecelakaan," kata seorang juru bicara polisi setempat. Menurut laporan sebelumnya di media Jerman, tabrakan tersebut disebabkan kesalahan manusia, tapi laporan itu belum dikonfirmasi.
Menteri Transportasi Jerman Alexander Dobrindt pada Rabu mengatakan informasi dari salah satu dari tiga kotak hitam dari kereta tersebut tak memperlihatkan adanya gangguan teknis. Sisa dua kota hitam harus diteliti untuk mengetahui penyebab kecelakaan itu. Namun kota hitam ketiga harus ditemukan dari lokasi.
Partai politik utama telah membatalkan pawai tradisional pada Rabu untuk menghormati korban, dan menyatakan tidak patut untuk melanjutkan kegiatan politik tahun ini akibat kecelakaan kereta tersebut yang melukai 81 orang itu.
Sebaliknya, beberapa politikus termasuk Presiden Menteri Bavaria Horst Seehofer mengunjungi lokasi tabrakan pada Rabu, dan menyampaikan kesedihan mereka serta meminta rakyat berhenti berspekulasi mengenai penyebab kecelakaan dan menunggu hasil lebih lanjut dari penyelidikan.
Baca juga:
Perempuan Muda Ini Ditunjuk Sebagai Menteri Kebahagiaan UAE
Pemberontak Suriah Buka Kantor Perwakilan di Moskow
Ikuti Whatsapp Channel Republika