REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam salah satu kunjungan ke Indonesia, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, diketahui telah menawarkan pemerintah Indonesia terkait pembelian kapal selam kelas kilo dan helikopter Mi-17.
Penawaran ini seiring dengan rencana pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertahanan, mendatangkan pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi (Su-35).
Atas tawaran ini, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, memberi sinyal, Indonesia agaknya tidak memiliki keinginan untuk mendatangkan helikopter, Mi-17, buatan Rusia.
''Helikopter kita ada banyak, helikopter itu, Mi-17, ada berapa belas, sudah banyak,'' ujar Ryamizard di Jakarta.
Sebelumnya, hingga 2011, Indonesia setidaknya telah memiliki 18 unit helikopter Mi-17. Helikopter Mi-17 merupakan helikopter multipurpose yang bisa dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan, mulai dari angkut pasukan hingga penanganan korban bencana alam.
Ryamizard pun menilai, sebenarnya bukan hal yang luar biasa jika pemerintah negara lain menawarkan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), yang mereka miliki.
Bahkan, dalam setiap kesempatan kunjungan ke luar negeri, tidak jarang Ryamizard juga menawarkan senjata-senjata buatan Indonesia.
''Kalau namanya negara, semua juga menawarkan kepada saya. Tiap saya pergi kemana, semua nawarin. Saya juga kalau ke luar negeri, menawarkan juga, seperti senjata-senjata buatan Pindad,'' jelasnya mantan KSAD tersebut.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia memang telah menjalin kerjasama pembelian pesawat tempur, Su-35, dengan pihak Rusia.
Rencananya, Indonesia akan mendatangkan setidaknya 10 uni pesawat Su-35 dengan menggunakan APBN 2016. Pesawat-pesawat ini nantinya akan menggantikan pesawat F-5 Tiger, yang dianggap sudah melewati masa pakainya.