REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, akan menindak tegas Metro Mini. Menurutnya, kendala revitalisasi Metro Mini ada pada letak pengelolaannya yang buruk.
Basuki atau biasa disapa Ahok mengatakan, sudah meminta PT Transjakarta untuk membuat satu sistem supaya Metro Mini dapat diurus.
Ia meyakini, sistem manajemen yang buruk menjadi kendala lambannya proses revitalisasi Metro Mini. Dengan begitu, ia menegaskan, akan menindak tegas Metro Mini secara berkala.
"Metro Mini pasti kita akan habisin secara bertahap, makanya sekarang saya baru kontak PT Transjakarta bikin saja satu sistem. Kesulitannya itu manajemennya enggak jelas siapa, sedangkan yang punya Metro Mini ada yang punya sepuluh unit, punya lima unit, banyak loh yang punya karyawan 50. Banyak macem-macem," katanya kepada wartawan di Balai Kota, Senin (15/2).
Ke depannya, Ahok menegaskan supaya Metro Mini berada dalam naungan PT Transjakarta. Ia pun menjanjikan adanya pembayaran rupiah per kilometer sehingga tarifnya akan sama seperti Transjakarta.
"Nah, saya ingin aja mereka langsung di bawah PT Transjakarta, mereka enggak peduli mereknya yang penting pegawainya kerja dapat uang. Kita akan bayar rupiah per kilometer itu aja," ujarnya menjelaskan.
Sementara itu, Ahok mengaku jika kasus kriminal, seperti pencopetan, memang kerap terjadi di Metro Mini. Karena itu, ia berharap jika Metro Mini bergabung dengan PT Transjakarta, akan meminimalkan kasus kejahatan di angkutan umum.
"Iya-iya itu yang saya bilang, yang namanya copet segala macam kalau di Transjakarta lebih rapi (pengelolaannya), nah itu yang saya mau habisin (kasus kejahatan di angkutan umum)," katanya.
Meski begitu, Ahok sempat mendengar keluhan terkait rencana penghapusan kendaraan itu. Ia menyadari, masyarakat menilainya kurang manusiawi atas tindakannya tersebut. Namun, ia mengaku harus bertindak tegas karena kasus-kasus kriminal dan kecelakaan pada Metro Mini terus saja terjadi.
"Memang ini enggak bisa sikat Metro Mini. Orang bilang enggak manusiawi mau kerja, kita tawarin mereka enggak mau, sekarang kejadian demi kejadian begini sudah enggak bisa ditoleransi," ujarnya menegaskan.