REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Anggota Brimob Detasemen A Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) Bharada Efendi terluka saat peristiwa penggerebekan teroris di Bima. Korban saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar setelah diterbangkan dari NTB dengan helikopter Trigana Air, Senin (15/2) petang.
"Kondisi yang bersangkutan sudah membaik, namun peluru di lengannya masih belum diangkat (dioperasi)," kata Kabid Humas Kepolisian Daerah Bali, Kombes Pol Hery Wiyanto kepada awak media di Denpasar, Selasa (16/2).
Hery menjelaskan pihak medis masih belum mengonfirmasikan jadwal operasi pengangkatan peluru yang bersarang di lengan Efendi. Namun, Hery memastikan bahwa peluru tersebut sama sekali tidak mengenai paru-paru yang bersangkutan.
Efendi mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai pada Senin sekitar pukul 15.55 WITA. Dia kemudian diangkut dengan pengawalan petugas Polda Bali menggunakan mobil Ambulans menuju RSUP Sanglah.
Anggota Densus 88 Mabes Polri besama dengan Brimob Den A Bima dan anggota Res Bima Kota menggerebek teroris yang diduga pelaku terkait kasus penembakan Kapolsek Ambalawi, AKP Anumerta Abdul Salam. Satu teroris tewas tertembak dan dua lainnya ditangkap.
Terduga teroris yang tewas merupakan DPO Poso bernama Fajar alias Chan alias Muhammad Fuad yang diduga juga terlibat dalam aksi amaliyah di Poso. Dua teroris yang ditangkap berinisial J dan IM. Penggerebekan dilakukan di rumah orang tua Fajar di RT 02/ RW 01, Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Bima.
Sebelum dilarikan ke RSUP Sanglah, Efendi sempat dibawa ke Rumah Sakit Polri Trijata di Denpasar. Perawatan intensif terhadap Efendi terus dilakukan.
Baca juga, RUU Terorisme Dinilai Bisa Manjakan BIN.